Kamis, 21 Oktober 2010

Membina Anak Berkebutuhan Khusus Sejak Dini

Memiliki anak yang berkebutuhan khusus bukan berarti dunia ini telah berhenti berputar dan bukan pula akhir dari segalanya. Mungkin kita pernah mendengar lagunya The Hollies yang berjudul, “He’s ain’t heavy, his my brother”. Mestinya judul lagu ini menjadi inspirasi bagi para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, jangan pernah lelah dan bosan untuk membimbing, membina, dan mengayomi anak berkebutuhan khusus. “He’s (she’s) ain’t heavy, his (her) my son (daughter)”. Ia tidak berat (membebani kami), karena ia anakku.

Anak berkebutuhan khusus (ABK) bukan berarti tidak bisa hidup mandiri, bukan berarti ia akan terus bergantung dan menjadi beban orang tuanya. Pada dasarnya anak special needs dapat mampu mengurus dirinya sendiri, jika ia terus dilatih dan dibina. Tentunya agar ABK bisa mencapai kemandirian perlu pembinaan dalam mengurus diri, menolong diri, dan merawat dirinya sendiri. Misalnya saja pembelajaran yang bisa dilatihkan pada ABK meliputi kegiatan rutin harian seperti mandi, makan, menggosok gigi, dan ke kamar kecil, serta berpakaian. Spektrum bina diri bagi ABK memiliki ruang lingkup yang cukup luas, artinya setiap ABK membutuhkan Activity of Daily Living (ADL) atau aktivitas kegiatan harian atau dikenal dengan istilah bina diri yang berbeda-beda. Tentunya yang membedakan penanganan pembinaan mereka akan berkaitan dengan hambatan yang dimiliki anak yang menyebabkan keragaman cara, alat, atau metode pelatihan.
Program bina diri ini berdasar pada pendekatan-pendekatan yang berorientasi pada kebutuhan anak yang integrative dan holistic. Juga lingkungan yang kondusif. Lingkungan harus diciptakan sedemikian menarik, menyenangkan dan nyaman dengan memperlihatkan keamanan dan kenyamanan anak dalam belajar. Mengembangkan keterampilan hidup. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar. Media dan sumber belajar dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan.
Pembelajaran pembinaan bisa dilakukan pada waktu luang: rekreasi, bermain dan kebiasaan beristirahat atau keterampilan di rumah, menyediakan kebutuhan sendiri dan orang lain.
Misalnya saja dalam perkiraan kemampuan Bina Diri untuk usia mental 3 tahun, misalnya. Makan-minum, mengambil alat makan-minum sendiri, menuang air dari teko ke gelas, mencuci tangan tanpa dibantu, memakai baju, orientasi ruangan (naik/turun) tangga,membuka bermacam-macamkunci; menunjuk gambar benda yang disebutkan, mengeri kata larangan, menyebutkan namanya, mencoret-coret. Adaptasi lingkungan: mengenal orang-orangyang dekat dengannya.


Bina diri atau Activity of Daily Living ini tiada lain untuk memberikan pelatihan ketika nanti si anak sudah beranjak dewasa dan harus bisa hidup mandiri. Banyak tokoh-tokoh besar dunia juga mengalami sebagai anak berkebutuhan khusus seperti Albert Einstein, Thomas Alfa Edison, dan lain-lain. Selanjutnya dalam Rubrik Bina Diri ini, kami akan membahas berbagai pelatihan Bina Diri yang diberikan kepada anak-anak berkebutuhan khusus di jenjang usia Balita, Remaja, hingga Dewasa. Rubrik ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi orang tua, pendidik maupun pengambil kebijakan dalam melatih atau mengambil keputusan dalam menyiapkan anak-anak spesial ini hidup mandiri di usia dewasanya. Kami berharap orang tua, pendidik atau para ahli yang memiliki pengalaman empirik dalam melaksanakan Bina Diri bagi anak-anak spesial ini dapat sharing/berbagi pengalaman/kiatnya. (dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar