Kamis, 21 Oktober 2010

Hak Pendidikan Untuk Anak Tuna Rungu

Semua anak berhak untuk mendapat pendidikan. Sangatlah penting mengizinkan anak tunarungu untuk mengembangkan kecakapan komunikasi dengan anak lain yang dengan dan tanpa tunarungu.

Anak mulai belajar di dalam dan dari keluarga dan masyarakat mereka. Dengan mengamati bagaimana anak dan orang lain berbicara, bermain dan bekerja sama, anak belajar bagaimana dapat berhubungan baik dengan lainnya. Ketika anak berpartisipasi di dalam keluarga dan masyarakat, mereka juga belajar tentang emosi dan membangun kecakapan sosial.

Tanda-tanda peringatan kemungkinan tunarungu berdasarkan pemaparan UNESCO (2003) “Understanding and responding to children’s needs in inclusive classrooms” Guide for teachers :
  • Kurang perhatian
  • Perkembangan bicara yang kurang
  • Kesulitan mengikuti instruksi
  • Menanggapi lebih baik pada pekerjaan tugas ketika guru tersebut cukup dekat dengan si anak atau lebih baik pada tugas menulis daripada tugas lain yang memerlukan respon secara lisan
  • Anak mengamati apa yang sedang dilakukan teman lainnya sebelum mulai pekerjaannya sendiri [mencari petunjuk]
  • Meminta temannya dan guru untuk berbicara lebih keras
  • Menjawab tidak tepat atau gagal untuk menjawab
  • Anak mungkin kelihatan malu, menarik diri atau terlihat keras kepala dan tidak menurut
  • Menolak untuk berpartisipasi dalam aktivitas lisan, tidak tertawa terhadap lelucon
  • Sering mengeluh sakit telinga, pilek, radang tenggorokan

Memasukkan anak tunarungu di sekolah akan meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi, khususnya dengan belajar membaca dan menulis, hal ini sering dapat menjadi satu cara mereka berkomunikasi dengan orang lain yang tidak mengetahui bahasa isyarat atau mengerti bicara mereka.

Membaca dapat membantu anak tunarungu mengerti ide, emosi dan pengalaman orang lain. Menulis membantu untuk berkomunikasi, berbagi pikiran dan emosi mereka.

Penting juga menyediakan pendidikan untuk anak perempuan. Sering kali anak perempuan tunarungu ditahan di rumah untuk melakukan pekerjaan rumah. Tetapi semua anak perempuan juga yang tunarungu perlu belajar ketrampilan supaya mereka aman dan dapat mengambil bagian di masyarakat. Mereka mempunyai hak untuk mengetahui hak mereka, di dalam dan melalui pendidikan mereka dapat bekerja dan hidup berguna dan mandiri sebagai seorang dewasa.

Implan Koklea Sejak Dini Bagi Anak tunarungu
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa
implan atau penanaman koklea sejak dini ternyata meningkatkan pemahaman dan ekspresi bahasa bicara pada anak yang memiliki gangguan pendengaran yang parah atau anak tunarungu.

Para ilmuwan menilai adanya lompatan perkembangan bahasa bicara hingga lebih tiga tahun pada 188 anak yang menerima implantasi koklea sebelum mereka berusia 5 tahun. Peningkatan bahasa bicara ini lebih dari yang diperkirakan sebelumnya. Semakin muda usia anak yang menerima implantasi koklea, semakin bagus pula peningkatan bahasa bicaranya.

Implan koklea—atau biasa disebut “ telinga bionik”—adalah sebuah alat elektronik berukuran kecil yang ditanam melalui operasi di dalam telinga bagian dalam yang merangsang saraf auditory dan membuat orang yang tuli bisa mendengar berbagai macam suara.

“Secara signifikan, penelitian membuktikan bahwa tingkat pemahaman dan ekspresi yang lebih tinggi diperoleh dari anak-anak yang menerima implantasi pada usia di bawah 18 bulan daripada anak-anak yang menerima implantasi antara usia 18-36 bulan atau lebih dari itu,” kata Dr. John K. Niparko ketua penelitian dari Johns Hopkins University School of Medicine.

Dr. Niparko dan koleganya juga menemukan
bahwa rata-rata peningkatan yang lebih baik berhubungan dengan level residu pendengaran
yang lebih tinggi saat implantasi koklea, interaksi orangtua-anak yang lebih baik, serta status sosio-ekonomi yang lebih tinggi. (healthday.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar